Curhatan Seorang Operator Sekolah/Madrasah
Monday, 7 March 2016
Edit
Curhatan Seorang Operator Sekolah/Madrasah – Selamat Malam sahabat Operator Madrasah atau
sekolah, Sudah selesaikah pekerjaan Anda pada malam ini, semua pasti jawabannya
belum, karena Operator madrasah atau sekolah selalu bekerja saat orang lain
berlibur. Seorang operator madrasah melototi monitor laptop saat teman-temannya
nonton sinetron Anak Jalanan, Seorang Operator madrasah selalu di kejar
deadline yang harus selesai pada saat itu juga.
Baca Juga 6 Manfaat Positif sebagai Operator Madrasah
Baca Juga 6 Manfaat Positif sebagai Operator Madrasah
Kalau kita mendengar dan melihat apa yang
mereka lakukan selaku Operator madrasah, kita akan menganggap para operator
madrasah terkesan lebay, mengada-ada, membuat seperti sangat berat pekerjaan
mereka, sebenarnya apakah begitu faktanya, kalau Anda mau tau jawabannya apakah
mereka yang curhat lewat media social, coba aja Anda gantiin tu operator
madrasah kalian.
Disini kami akan mengambil contoh curhatan dari
teman kita operator Madrasah yang berasal dari Jawa Tengah
Di akun Facebook Operator ini yang di posting
pada tanggal 5 Maret 2016 beliau menulis
“Rumangsane penak po pye dadi operator…. Liyane do turu, operator lembur. Liyane Liburan, operatore menthelengi monitor, lha kok ijeh do iri. Wis gentenono kene”
Terjemahan dalam bahasa Indonesia
“ Dianggap enak apa jadi seorang operator.. yang lain pada tidur, operatornya lembur. Yang lain liburan operatornya melihat monitor, la kok masih pada iri ya udah sini gantiin”
Mohon maaf jika terjemahannya kurang pas,
Alasan mengapa Anda terpilih jadi operator
Banyak sekali alas an sehingga Anda di pilih
menjadi operator. Alasannya apalagi kalau bukan karena guru-guru di sekolah
Anda masih gaptek, disamping itu usia mereka yang tergolong sudah tidak muda
lagi menjadi pemicu malas bergaul dengan internet bahkan angkat tangan.
Sebenarnya kepala sekolah bisa saja mencari tenaga honor untuk diperbantukan
menjadi operator sekolah,
Seiring berjalannya tugas menjadi OPS, banyak
hal-hal yang kita temukan, suka duka menjadi operator Madrasah.
1.Sering Pelatihan dan Jalan-jalan (katanya)
Setiap ada program baru, OPS selalu diikutkan
dalam pelatihan dan sosialisasi, dari mulai Padamu Negeri, Emis, Simpatika, dan
di situlah pekerjaan mulai datang.
2. Upah Yang Minim
Upah yang minim menyebabkan OPS berteriak
histeris karena tidak sepadan dengan apa yang dikerjakan. Kalau hanya sekedar
input data mungkin bisa diperbaiki, tetapi bagaimana jika proses pengiriman
data dengan cara sinkronisasi mengalami kendala, walaupun sudah dilakukan
dengan berbagai macam cara tetap saja gagal, gagal dan gagal lagi. Semua itu
membuat operator sekolah garu-garuk kepala meskipun tidak gatal, akhirnya untuk
mencari celah-celah agar bisa masuk server pusat, begadang pun dilakukan OPS.
Namun, sangat disayangkan, kebanyakan guru tidak memahami dan bahkan tidak mau
mengerti bagaimana susahnya menjadi OPS. Orientasi mereka hanya pada “uang
sertifikasi keluar”, kalau tidak, maka OPS lah yang menjadi sasaran emosi,
alhasil umpatan dan cacian pun tidak luput OPS dapatkan.
3. Jaringan Internet Buruk
Jaringan internet yang buruk sangat menjadi hal
yang membuat stress para operator apalagi operator yang berada jauh dari perkotaan,
yang mana mereka mencari sinyal HP aja sulit.
4. Beban Mental
Seorang Operator Madrasah pasti akan berjuang
sekuat tenaga dan pikirannya untuk menyelesaikan pekerjaanya, yang mana
rata-rata pekerjaan ini menyangkut tentang nasib Madrasah atau guru yang ada di
madrasah tersebut. Maka dari sini Mental seorang operator harus kuat karena
bertanggung jawab terhadap madrasah dan guru tersebut.
untuk Anda yang menjadi operator bisa Menulis Susah Duka menjadi Operator di Komentar
Ok Sekian dulu ya,,, tulisan tentang Curhatan
Seorang Operator Madrasah “Pahlawan Yang Tak Pernah di Anggap” semoga Anda yang
menjadi operator sekolah dapat mengemban amanah dengan baik, Salam Operator
Madrasah